Hadits ke-31
ANJURAN ZUHUD
Terjemahan:
[Ibnu Majah no. 4102]
Penjelasan:
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِديِّ؛ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ، فقالَ: يَا رَسولَ اللهِ؛ دُلَّنِي عَلى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ، فَقَالَ: «ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيدِي النَّاسِ يُحبَّكَ النَّاسُ». حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَغَيرُهُ بِأَسَانِيدَ حَسَنةٍ
Terjemahan:
Dari Abul ‘Abbas, Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya, maka aku dicintai Allah dan dicintai manusia’. Maka sabda beliau : ‘Zuhudlah engkau pada dunia, pasti Allah mencintaimu dan zuhudlah engkau pada apa yang dicintai manusia, pasti manusia mencintaimu”. (HR. Ibnu Majah dan yang lainnya, Hadits hasan)
[Ibnu Majah no. 4102]
Penjelasan:
Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menganjurkan supaya menahan diri dari memperbanyak harta dunia dan bersikap zuhud.
Sabda beliau :
“Jadilah kamu di dunia ini laksana orang asing atau pengembara”.
Sabda beliau pula :
“Cinta kepada dunia menjadi pangkal segala perbuatan dosa”.
Sabda beliau ;
“Orang yang zuhud dari segala kesenangan dunia menjadikan hatinya nyaman di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang yang mencintai dunia hatinya menjadi resah di dunia dan di akhirat”.
Ketahuilah bahwa orang yang tinggal di dunia ini adalah tamu dan kekayaan yang di tangannya adalah pinjaman. Sedangkan tamu itu akan pergi dan barang pinjaman harus dikembalikan. Dunia ini bekal yang bisa digunakan oleh orang baik dan orang jahat. Dunia ini dibenci oleh orang yang mencintai Allah, tetapi dicintai oleh para penggemar dunia. Maka siapa yang bergabung bersama pecinta dunia, dia akan dibenci oleh pecinta Allah.
Beliau menasihatkan kepada penanya agar menjauhkan diri dari menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain. Jika seseorang ingin dicintai lalu meninggalkan kecintaannya kepada dunia, maka mereka tidak mau berebut dan bermusuhan hanya karena mengejar kesenangan dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai cita-citanya, maka Allah akan menyatukan kemauannya, hatinya dijadikan merasa kaya dan dunia datang kepadanya dengan memaksa. Sedangkan barang siapa yang bercita-cita mendapatkan dunia, maka Allah menjadikan kemauannya berantakan, kemiskinan senantiasa membayang di pelupuk matanya, dan dunia hanya didapatnya sekadar apa yang telah ditaqdirkan baginya”.
Orang yang beruntung yaitu orang yang memilih kenikmatan abadi daripada kehancuran yang ternyata adzabnya tiada habis-habisnya.
Sabda beliau :
“Jadilah kamu di dunia ini laksana orang asing atau pengembara”.
Sabda beliau pula :
“Cinta kepada dunia menjadi pangkal segala perbuatan dosa”.
Sabda beliau ;
“Orang yang zuhud dari segala kesenangan dunia menjadikan hatinya nyaman di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang yang mencintai dunia hatinya menjadi resah di dunia dan di akhirat”.
Ketahuilah bahwa orang yang tinggal di dunia ini adalah tamu dan kekayaan yang di tangannya adalah pinjaman. Sedangkan tamu itu akan pergi dan barang pinjaman harus dikembalikan. Dunia ini bekal yang bisa digunakan oleh orang baik dan orang jahat. Dunia ini dibenci oleh orang yang mencintai Allah, tetapi dicintai oleh para penggemar dunia. Maka siapa yang bergabung bersama pecinta dunia, dia akan dibenci oleh pecinta Allah.
Beliau menasihatkan kepada penanya agar menjauhkan diri dari menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain. Jika seseorang ingin dicintai lalu meninggalkan kecintaannya kepada dunia, maka mereka tidak mau berebut dan bermusuhan hanya karena mengejar kesenangan dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai cita-citanya, maka Allah akan menyatukan kemauannya, hatinya dijadikan merasa kaya dan dunia datang kepadanya dengan memaksa. Sedangkan barang siapa yang bercita-cita mendapatkan dunia, maka Allah menjadikan kemauannya berantakan, kemiskinan senantiasa membayang di pelupuk matanya, dan dunia hanya didapatnya sekadar apa yang telah ditaqdirkan baginya”.
Orang yang beruntung yaitu orang yang memilih kenikmatan abadi daripada kehancuran yang ternyata adzabnya tiada habis-habisnya.